Friday 22 June 2007

Gerbang

"Aku melihatmu. Kamu sangat cantik. Dan aku merasa takut." kata Vassili kepada Tania ketika mereka menemukan jeda dalam kecamuk perang. Pertemuan itu terjadi di sebuah kereta api yang menuju Stalingrad. Vassili adalah seorang penembak jitu (sniper), yang tidak hanya mampu membidikkan peluru secara akurat ke tengkorak musuh, tetapi dia juga seorang pahlawan. Mungkin juga sesosok model yang menginspirasi Rusia untuk mengubah metode berperang. Selebaran berita pemerintah memuat kisahnya dengan gempita: Seorang anak gembala dari Urals yang mampu menggetarkan Jerman.
Dia jatuh hati pada Tania, gadis rupawan yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Moscow. Tania, gadis yang fasih berbahasa Jerman itu lebih memilih mengokang senjata ketimbang duduk manis di belakang meja sebagai penerjemah. Tentu dia juga jatuh cinta pada Vassili dan menampik cinta Danilov, sahabat Vassili. "Kadang kita cemburu pada tetangga yang beruntung" Danilov masygul. Toh dia akhirnya menyadari bahwa cinta harus memilih. Dan hati Tania hanya dipersembahkan untuk Vassili.
"Doorrr!!" peluru tajam itu melesat, menerobos tengkorak Danilov. Perwira infantri bagian politik itu rebah. Darah deras mangalir dari lubang menganga di kepalanya. Dia berkorban demi cinta yang tertolak. Ia suguhkan kepalanya kepada maut yang mengintai. Maut itu bersembunyi di balik puing pabrik yang poranda: Major Konig, seorang perwira Jerman yang tak jengah memburu Vassili dengan senapan yang menatap tajam.
Kisah tersebut adalah penggalan film Enemy at The Gate. Film yang bertutur tentang heroisme yang konyol. Stalingrad, kota terakhir yang harus dipertahankan menjadi ladang pembantaian yang ganjil. Anak-anak muda Rusia dikirimkan ke sana. Sorot mereka yang lugu berhadapan dengan senapan mesin dan moncong tank. Mereka menjadi pagar hidup. Mayatpun bergelimpang. Burung Nazarpun berpesta.
Semangat, pengkhianatan, ambisi, cinta, dan pengorbanan bertaburan di film ini. Entah mengapa film ini berjudul Enemy at the Gate (?) Apakah isyarat agar kita selalu sak wasangka pada siapapun yang berdiri di pintu gerbang (?) karena yang geming di pintu gerbang selalu memiliki naluri jahat (?) Gerbang memang ambigu: di sana ada ancaman sekaligus harapan. Mereka seolah sosok asing dengan senapan yang dibidikkan. mereka membawa mala. juga kematian; Tetapi yang asing tak selamanya menebar rasa ngeri. Dia juga sebuah harapan. Mungkin dia seseorang yang hadir setelah penantian panjang. Atau seseorang yang berusaha mengetuk pintu untuk menawarkan kesejatian (?)
Dan rasa cinta, kecantikan juga menyimpan rasa takut. "Aku melihatmu. Kamu sangat cantik.Dan aku merasa takut." Kata Vassili kepada Tania. "Aku hanya mampu membayangkan betapa beruntung pemuda yang bisa mendampingimu." Mereka saling menatap. Saling menyublim rasa "takut". "Ternyata akulah pemuda itu!!" Vassili telah membuat kesimpulan. Ada batas yang teramat tipis antara: rasa takut, harapan, dan keajaiban.
"Duuuuuuuuuuuuummmmmmm!!!" ledakan itu terus bersahutan di antara puing berserak dan jiwa yang meregang.

Polok,17 Maret 2006

No comments: