Tuesday 23 October 2007

Raut


Aku menemukan selembar wajahmu tergeletak di serambi mushola. Di senja itu, ketika Desember hampir merampungkan tugasnya. Wajahmu yang pualam seperti lukisan Cina yang menawan. Juga tatapmu yang cokelat bening seperti menyimpan jutaan keajaiban. Kulipat wajahmu, kusimpan dengan hati-hati di dalam laci terkunci. Kau selalu mengusung senyum setiapkali aku membuka laci dan memungut wajahmu kembali. Gila!! aku terpekik. Wajahmu semakin bertambah ayu. Kini tak hanya pualam, tapi juga bertabur salju. Diam-diam aku jatuh cinta padamu, tapi aku malu untuk mengakuinya. Dirimu terlalu agung, aku tak mampu menemukan kata yang paling jitu untuk mewakili hasratku.
Aku putuskan untuk memasang wajahmu di dinding kamarku. Aku gantungkan di antara rak-rak buku yang menjulang. Kamu tampak paling mempesona di antara puluhan hiasan kamarku. Sebenarnya ingin sekali aku membawa wajahmu ke kantor agar teman-teman sekerjaku juga menyaksikan keindahanmu. Tetapi aku kuatir mereka juga akan jatuh cinta padamu. Kemudian mencurimu dariku.

*****
Aku kerap tergeragap bangun saat malam memuncak. Aku merasa ada suara yang berbisik. Sangat pelan. Tapi suara itu mendadak bungkam saat aku berusaha melacaknya. Tiba2 suara itu kembali hadir saat aku berusaha menutup mata. Kali ini tidak sekedar bisik, tapi sangat jelas merasuk telinga. “Pasti kau ingin tahu siapa aku!?” suara itu begitu jernih. Hatiku sontak. Ternyata wajahmu sedang mengajakku bicara. Kulihat wajahmu tersenyum puas melihat kekagetanku.
“Kenapa kau begitu terpesona padaku?”
“kamu cantik!”
“Cuma itu?”
“kamu istimewa”
“apanya?”
“semuanya”
“Kamu mencintaiku?”
“aku tak berani”
“kenapa?”
“karena kamu cantik dan istimewa!”
Kulihat wajahmu terbahak. Begitu keras sampai tembok kamarku terguncang. Mendadak kau diam. Geming dan kaku. Kembali menjadi selembar wajah yang tergantung di antara rak-rak buku yang menjulang.

1 comment:

Anonymous said...

Raut...... komentarku.... (maaf yah kalo gak nyambung) tapi menurut aku.... si pria yang menemukan gambar seraut wajah itu (gak ada penjelasan apa sebelumnya saling mengenal) adalah type orang yang mengagumi seseorang tanpa merasa perlu memiliki dan gak perlu ada orang yang tau (takut saingan he he he he).
Tapi pelimik foto itu sepertinya memang tau dan sudah tau bahwa barang siapa yang menemukan gambarnya maka mereka akan mengaguminya.... (seperti itukah???)